Proyek Kepemimpinan : Ubah Sampah menjadi Berkah

Kegiatan Proyek Kepemimpinan II merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat. Krisna Hadi, Nurul Fadzin, Anugrah Priyo Wibowo, Dwi Oktaviani Retnaningtyas, Kurnia Ayu Pangesti, Lilinda Koyimah, Bekti Yudhitasari, Nur Kholidah, Kisma Arrum Maharatri, dan Isna Hany Nizam Kholilah mahasiswa Prodi PPG FKIP UAD bidang PGSD melaksanakan program pelatihan pengolahan sampah anorganik di Padukuhan Manukan, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta (20-25/03/2023).

Peserta pelatihan membuat tempat tisu

Proyek kali ini mengusung tema daur ulang sampah anorganik dengan fokus pengolahan tutup botol. Pengangkatan proyek ini dilatar belakangi oleh Surat Edaran Walikota Yogyakarta No 660/6123/SE/2022 tentang Gerakan Zero Sampah Anorganik. Secara resmi, pemerintah menghimbau masyarakat mengelola sampah anorganik secara mandiri melalui bank sampah. Selain itu, berkaitan dengan larangan untuk pembuangan sampah anorganik dikarenakan TPA Piyungan mengalami kelebihan jumlah dan sempat dilakukan penutupan sementara. Kegiatan ini terdiri dari enam tahap yaitu 1). observasi, 2). sosialisasi, 3). pelatihan pembuatan produk toples dari tutup botol, 4). pelatihan pembuatan tempat tissue dari tutup botol, 5). pelatihan pemasaran produk, dan 6) monitoring keberlanjutan pemasaran produk.

Observasi dilakukan pada tanggal 28 Februari 2023 untuk mengetahui ketersediaan bank sampah di Padukuhan Manukan dan juga jenis sampah yang dapat diterima oleh bank sampah. Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi mahasiswa ke masyarakat pada tanggal 20 Maret. Sosialisasi ini disambut oleh Ibu Beti selaku Ibu Dukuh Manukan. Selanjutnya paparan program yang disampaikan oleh Lilinda Koyimah. Lilinda memaparkan rencana pelakansaan pengolahan sampah tutup botol.

Hasil karya peltihan pengolahan sampah anorganik tutup botol menjadi tempat tisu

Pelatihan pertama berupa pembuatan toples dari tutup botol mendapat sambutan positif dari warga. Hal ini ditunjukkan dengan warga saling bekerjasama dalam menyelesaikan produk toples yang disusun secara menarik dengan berbagai aksesoris yang semakin mempercantik toples yang dibuat. Proses pelatihan mahasiswa mempraktekan pembuatan produk kemudian diikuti oleh seluruh warga yang hadir.

Pengalaman pelatihan pertama menjadikan pelatihan kedua lebih mudah. Pelatihan kedua peserta diajak membuat tempat tisu dari tutup botol. Warga semakin berani dan terampil dalam berkreasi membuat produk dari tutup botol. Karya yang dihasilkan lebih menarik karena kreatifitas warga. Materi akhir pelatihan adalah pemasaran produk gar dapat menjadi UMKM bagi warga sekitar. Warga dikenalkan dan dilatih pengelolaan platform marketplace shopee sebagai media pemasaran. Kegiatan monitoring juga dilakukan agar gerakan zero sampah anorganik menjadi barang berguna dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan dan memajukan perekonomian warga setempat.

Kontributor/Dok : Krisna Hadi, Nurul Fadzin, Anugrah Priyo Wibowo, Dwi Oktaviani Retnaningtyas, Kurnia Ayu Pangesti, Lilinda Koyimah, Bekti Yudhitasari, Nur Kholidah, Kisma Arrum Maharatri, dan Isna Hany Nizam Kholilah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *