Direktur Belmawa Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Skill Humanis Menjadi Pondasi Guru di Masa Depan

Dalam rangka penyiapan guru profesional di era digital, Progam Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) FKIP Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan lokakarya dengan tema Inovasi Pendidikan dan Profil Guru Masa Depan. Kegiatan ini menghadirkan Direktur Belmawa Kemdikbudristek, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T.; Koord. Pokja Inovasi dan Tranformasi Asesmen Pendidikan Profesi Guru, Sissy Vidya Parmatasari, M.T.; Prof. Dr. Mukhammad Murdiono, M.Pd., dan Karmila Salsabela, M.A. Pelaksanaan lokakarya secara blended diikuti 455 mahasiswa Prodi PPG Tahun Ajaran 2023/2024 Sabtu (13/07/2024) di KJ Hotel Yogyakarta.

Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T., memberikan motivasi kepada mahasiswa agar serius menjalankan kuliah PPG. “Agar lulus Uji Kompetensi PPG dibutuhkan keseriusan dan motivasi yang tinggi,” tutur Muchlas. Mengakhiri sambutan, Muchlas menyampaikan persiapkan diri dengan baik agar lulus PPG.

Pemateri dan panitia foto bersama peserta Lokakarya Inovasi Pendidikan dan Profil Guru Masa Depan.

Sementara itu, Sri Suning Kusumawardani menyoroti tentang guru inovatif di era digital. Tantangan masa depan dan visi 2045 mendorong berbagai bidang membutuhkan SDM yang dicetak mulai dari pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Sentuhan guru inilah yang akan mencetak generasi emas. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kerangka berpikir dalam penyiapan dan pembinaan guru di era digital.

Esensi guru yang harus ada dari generasi ke generasi adalah humanis. Sikap, sifat dan skill humanis menjadi pondasi menjadi guru masa depan. “Pondasi inilah akan menjadikan guru sebagai sosok inspirasi. Diharapkan mahasiswa menjadi pendobrak kemajuan pendidikan Indonesia,” tutur Suning.

Selain memilik skill humanis, guru profesional harus memiliki kemandirian dalam melaksanakan tugas profesi. Tugas pofesi meliputi kemampuan dan memiliki jiwa profesional. Mukhammad Murdiono menyampaikan guru profesional sebagai seorang peneliti yang sesuai adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang kurang efektif. Keefektifan perbaikan ini dapat diketahui dari hasil refleksi.

“Tindakan pada PTK ada banyak model, penentuan siklus PTK berdasarkan ketercapaian keberhasilan, bukan ditentukan dari awal akan berapa siklus,” tutur Murdiono. Ditambahkan Murdiono, ideal penelitian harus ada kebaruan, novelty muncul dalam kreativitas menentukan kebaruan.

Lampiran Materi :
1. Guru Kreatif dan Inovatif di Era Digital
2. Penelitian Tindakan Kelas

Leave a Reply

Your email address will not be published.