
Yogyakarta — Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Workshop Evaluasi Pencapaian CPL yang digelar di Swiss-Bellboutique Yogyakarta, Sabtu (09/08/2025). Workshop ini menghadirkan Prof. Dr. Drs. Saliman, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai narasumber dan mengundang dosen pengajar PPG UAD. Materi utama pada workshop ini adalah pengembangan kompetensi lulusan PPG, terutama dalam menyelaraskan antara pencapaian kompetensi lulusan dan karakteristik guru.
Dalam sesi diskusi yang mengundang antusiasme peserta, Prof. Partini menekankan pentingnya peran guru yang tidak hanya sebatas mengajar, tetapi juga mendidik. Menurutnya, mendidik berarti mampu membangkitkan semangat belajar siswa sesuai dengan keadaan dan kebutuhan mereka. Salah satu hal yang sering terlupakan dalam dunia pendidikan adalah tugas mendidik yang seharusnya menjadi fokus utama.
“Guru boleh marah, tetapi ingatlah bahwa yang tidak disukai pada siswa adalah perilaku, bukan pribadi mereka,” ujar Prof. Partini. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya untuk tidak melabeli siswa berdasarkan perilaku buruk yang pernah dilakukan dan mendorong guru untuk membangun hubungan positif, baik dengan siswa maupun orang tua.

Prof. Yatno, menkritisi bahwa keluhan terkait pola pelaksanaan PPG yang belum disuarakan dengan baik. Hal ini. semestinya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) memiliki suara yang penting untuk disampaikan kepada Kementerian Pendidikan, Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) dan bahkan ke Presiden. Prof. Yatno berharap agar isu ini didorong agar lebih banyak perhatian diberikan pada perkembangan dan kualitas PPG di Indonesia.
Salah satu isu penting yang turut dibahas dalam workshop ini adalah implementasi Outcome-Based Education (OBE) dalam kurikulum PPG. Prof. Trianik mengungkapkan bahwa meskipun kurikulum yang diterapkan berasal dari pemerintah, namun pengelompokan materi dan evaluasi dapat disesuaikan untuk mencapai nilai yang lebih baik, misalnya melalui penggunaan Learning Management System (LMS) yang efisien.
Dengan demikian, meskipun ada kendala dalam implementasi kurikulum yang sudah ditetapkan, masih ada ruang untuk melakukan inovasi dalam penyampaian materi agar tetap efektif bagi peserta didik.
Workshop ini ditutup dengan penegasan dari Prof. Saliman, yang menekankan bahwa untuk menjadi seorang guru yang profesional, penting untuk menguasai bidang keilmuan dengan seimbang dan selalu memperhatikan karakter pribadi yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan karakter yang baik dan keilmuan yang mumpuni, seorang guru diharapkan dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi siswa, serta turut mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk menyamakan persepsi dan mengembangkan pola pikir yang lebih terintegrasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya dalam Pendidikan Profesi Guru.