
Yogyakarta – Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terus mempersiapkan calon-calon guru profesional yang diharapkan mampu menjadi motor penggerak peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini terungkap dalam laporan data mahasiswa PPG Calon Guru yang disampaikan oleh Kaprodi PPG, Prof. Dr. Trikinasih Handayani, M.Si. Laporan disampaikan pada kegiatan Orientasi bagi Mahasiswa PPG Calon Guru Angkatan 2 Tahun 2024 di Amphitarium UAD, Jumat (06/09/2024).
Dalam penyampaiannya, Prof. Trikinasih menekankan harapan besar agar para mahasiswa PPG kelak, setelah terjun menjadi guru profesional, dapat secara aktif berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa. “Harapan kami semua mahasiswa saat menjadi guru profesional, turut andil mencerdaskan anak bangsa. Dimana bertugas memberikan kontribusi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia,” tuturnya di hadapan para mahasiswa. Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa kontribusi yang diberikan para guru ini diharapkan dapat membangun Indonesia menjadi bangsa yang mampu bersaing di kancah internasional.

Senada dengan hal tersebut, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD, Muhammad Sayuti, M.Ed., Ph.D., menyampaikan bahwa mahasiswa PPG merupakan individu-individu pilihan. Beliau menyoroti bahwa jumlah sarjana di Indonesia yang hanya sekitar 4,5% dari total penduduk, menunjukkan bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengikuti program PPG. Oleh karena itu, Sayuti mengajak para mahasiswa untuk mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan ini dan mengimplementasikannya melalui keilmuan yang mereka miliki.
“Bersyukur untuk menjadi sarjana, harus berperilaku sesuai pendidikan yang disandang,” tegas Sayuti. Beliau juga memberikan peneguhan dan meyakinkan para mahasiswa akan mulianya profesi guru. “Hikmah dan hayati, mulia profesi guru penting untuk masa depan Indonesia,” imbuhnya dengan penuh semangat. Sayuti mengajak para calon guru untuk memantapkan hati sebagai bekal dalam menjalankan profesi mereka demi kemajuan pendidikan Indonesia.
Lebih lanjut, Sayuti menyinggung mengenai upaya Indonesia dalam mengejar ketertinggalan pada ranking Programme for International Student Assessment (PISA). Beliau meyakini bahwa pendidikan memegang peranan kunci dalam upaya tersebut.
Mudir Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) Thontowi, S.Ag., M.Hum, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan beberapa prinsip dasar atau ground rules untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri para calon guru. Thontowi menekankan pentingnya pendidikan berasrama. Sementara itu, Dr. Dian Artha Kusumaningtyas, M.Pd.Si mengingatkan bahwa “kita adalah guru, kita adalah murid,” yang berarti proses belajar dapat diperoleh dari siapapun di sekitar. Prinsip-prinsip lain yang ditekankan meliputi kepekaan terhadap lingkungan, fokus pada forum, mendengarkan dan memberikan umpan balik yang membangun, menghargai teman belajar dan forum, berkontribusi dan bertanggung jawab pada proses belajar bersama, serta membangun komitmen untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa.
Semangat yang dibangun dalam forum ini menunjukkan komitmen kuat dari UAD untuk melahirkan guru-guru yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi untuk memajukan pendidikan Indonesia. Keyakinan bahwa “negara hebat apabila guru-gurunya hebat sehingga menghasilkan murid yang hebat” menjadi landasan utama dalam mempersiapkan para calon pendidik ini.